Hukum & Kriminal

Polresta Tangerang Polda Banten Bongkar Praktik Produksi Minol Jenis Ciu Ilegal

Tidak hanya itu, petugas juga mengamankan barang bukti peralatan memproduksi ciu. Diantaranya 4 buah tungku penyulingan, 4 buah panci penyulingan, drum fermentasi berisi ciu sebanyak 95 buah, drum fermentasi kosong sebanyak 15 buah, drigen berisi ciu hasil sulingan sebanyak 10 buah, drigen kosong 5 buah, botol bekas air mineral ukuran besar kosong 500 buah, dan botol bekas air mineral kosong ukuran kecil sebanyak 1800 buah.

“Serta 1008 botol bekas air mineral ukuran besar dan 175 botol bekas air mineral yang sudah berisi ciu siap edar,” papar Wahyu.

Selain itu, polisi juga mengamankan barang bukti alkohol meter yang digunakan tersangka untuk mengukur kadar alkohol dari ciu yang diproduksinya. Kata Wahyu, untuk membedakan kandungan atau kadar alkohol di tiap botol yang akan diedarkan, tersangka menggunakan tutup botol dengan warna yang berbeda-beda.

Baca juga: Menahan Tangis! Kapolresta Tangerang Saat Kunjungi Bocah Lumpuh

“Bila tutup botol warna merah berarti kadar alkohol 40 persen. Warna hijau 35 persen sedangkan putih 30 persen,” ucap Wahyu.

Sementara itu, Kabid Humas Polda Banten AKBP Shinto Silitonga yang hadir pada kegiatan konferensi pers itu menambahkan, dalam sehari tersangka dapat memproduksi 20 dus ciu. Setiap dus berisi 24 botol yang dijual seharga Rp11 ribu untuk botol ukuran kecil dan Rp15 ribu untuk botol ukuran besar.

“Maka dengan kondisi demikian, keuntungan ekonomis yang berhasil dinikmati pelaku dalam sehari sekitar Rp6 juta sampai Rp7 juta,” kata Shinto.

Baca juga: KNPI Kubu Fajrul Haque Layangkan Surat Ke Bupati

Shinto melanjutkan, dalam menjalankan aksinya, tersangka dibantu 2 orang masih memiliki hubungan famili dengan tersangka yaitu inisial AP dan AH, keduanya pria. Saat ini, 2 orang yang menjadi karyawan tersangka masih menjalani pemeriksaan sebagai saksi.

“Tersangka membuat ciu dari tradisi atau belajar dari orang tuanya. Makanya 2 keluarganya ikut membantu, namun hanya pekerja. Penanggung jawab dan pemodal adalah tersangka BA,” tutur Shinto.

Guna mempertanggungjawabkan perbuatannya, tersangka dikenakan Pasal 140 dan/atau Pasal 142 Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan dengan ancaman hukuman 2 tahun penjara. Serta Pasal 62 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen dengan ancaman hukuman 5 tahun penjara.

(Adel/Red-Focus)

Desember 2024
S S R K J S M
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
3031  
Laman sebelumnya 1 2

Redaksi Focus

Putera Tigaraksa - Kab. Tangerang, Senang Berkegiatan Sosial. Berawal dari keinginan belajar menulis, kini menulis menjadi HOBI.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button