Oleh: Erna Ummu Aqilah
Baru-baru ini publik diramaikan dengan viralnya video TikTok berdurasi 15 detik. Video tersebut memperlihatkan aksi Direktur Utama Perumda Pasar Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang Syaefunnur Maszah, yang sedang asyik beradegan seolah-olah makan gepokan uang Rupiah pecahan lima puluh ribuan dan seratus ribuan.
Tindakannya tersebut menuai berbagai komentar dari masyarakat luas. Bahkan mendapatkan sanksi tegas dari Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar. Sanksi berupa pembebastugasan dan penurunan Inspektorat.
Menurut Asisten Muda Ombudsman RI Perwakilan Banten Harri Widiarsa, pihaknya meminta Bupati untuk menindak dengan tegas Bos BUMD tersebut. Dan jika ditemukan indikasi penyimpangan atau pelanggaran, harus segera dilakukan pemeriksaan termasuk aliran transaksi keuangan dengan melibatkan PPATK.
Menurut Saefunnur, dirinya membuat vidio TikTok tersebut di kediamannya, pada tangal 15 September 2020. Tujuannya semata-mata hanya candaan belaka. Akibat dari viralnya vidio tersebut, dirinya mengaku menyesal dan akhirnya mengajukan pengunduran diri dari jabatan Direktur Utama Perumda Niaga Kerta Raharja Kabupaten Tangerang, detiknews 3/2/2022.
Dengan adanya fakta tersebut tentu membuat kita miris, seorang pejabat negara yang digaji dengan uang rakyat namun minim empati terhadap rakyat. Sebagai pejabat, seharusnya memberikan teladan yang baik bukan sebaliknya.
Di saat rakyat sedang menghadapi berbagai masalah mulai pandemi yang sulit diatasi, naiknya berbagai harga bahan pokok, sulitnya mencari lapangan pekerjaan, dan berbagai macam persoalan sosial lainnya. Seharusnya para pejabat bekerja keras agar semua permasalahan segera teratasi, bukan pamer kemewahan di saat rakyatnya kesusahan.
Allah Swt dalam surat Ali Imran ayat 26 telah berfirman, Artinya: “Katakanlah (Muhammad), wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasan dari siapa pun yang Engkau kehendaki, Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS Ali Imran: 26).
Berdasarkan dalil di atas seharusnya kita sadar bahwa jabatan dan kekuasaan adalah sekedar titipan. Kita harus mempertanggungjawabkannya kelak di hadapan Allah Swt. Jabatan bisa menjadikan kita mulia dan jalan menuju syurga, namun jabatan dan kekuasaan juga bisa menghinakan kita dan menjerumuskan ke dalam neraka. Oleh sebab itu sebagai pemimpin atau penguasa kita harus memiliki sifat-sifat yang mulia seperti jujur, adil, amanah, simpati, empati, beriman serta bertakwa kepada Allah Swt.
Islam sendiri tidak melarang bercanda, sebab Rasulullah juga sering melakukannya. Namun Islam memiliki batasan-batasan dalam aktivitas bercanda diantaranya:
- Meluruskan tujuan sebagai penyemangat, terkadang dengan bercanda dapat menghilangkan rasa penat dan bosan sekaligus mengembalikan semangat.
- Tidak melewati batasan, jangan sampai candaan menjatuhkan wibawa dan martabat baik bagi orang lain atau kita sendiri.
- Jangan bercanda tentang hal yang serius, seperti saat rapat kerja, majelis ilmu, saat persidangan dan lainnya.
- Jangan bercanda dengan orang yang tidak suka bercanda, sebab bisa menimbulkan kesalahpahaman dan berakibat buruk.
- Tidak untuk menakut-nakuti orang lain, seperti menyembunyikan harta orang lain.
- Tidak berdusta, bohong demi candaan sangat dilarang dalam Islam seperti ngeprank dan lainnya.
- Tidak melecehkan pihak lain, seperti membuka aib, melecehkan fisik, profesi, suku, bahasa dan lainnya.
- Tidak menuduh atau memfitnah, meskipun sekedar bercanda Islam melarangnya.
- Tidak disertai perbuatan dan perkataan yang buruk, sebab bisa berakhir kesalahpahaman.
- Tidak sampai terbahak-bahak, sebab Islam melarang sesuatu yang berlebihan termasuk bercanda.
- Tidak melecehkan syiar agama, baik simbol maupun syariatnya.
- Bercanda pada yang membutuhkan, seperti pada anak-anak.
Jadi selama kita menjaga batasan-batasannya, bercanda boleh saja. Jangan sampai niat bercanda kita justru menjadi penyesalan. Mari kita bersama-sama meningkatkan iman dan takwa kepada Allah Swt, salah satunya dengan mempelajari Islam dan mengamalkan syariatnya agar kemulyaan dan keberkahan dapat dirasakan. A’lambishshawwabishshawwab.