Penulis: Erna Ummu Aqilah
Focustangerang.com – Setiap tanggal 23 Juli, kita memperingati Hari Anak Nasional (HAN). Berdasarkan hasil Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984, setiap tanggal 23 Juli resmi menjadi Hari Anak Nasional.
Adapun tahun ini Kementerian Sosial (Kemensos), bakal menggelar peringatan HAN di wilayah Lombok Timur. Sebab, daerah ini dianggap dalam wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar. Tujuannya agar anak-anak di seluruh Indonesia bisa saling berkomunikasi. Acara ini digelar sejak 11 hingga 23 Juli 2022.
Agenda diisi dengan berbagai acara diantaranya, imunisasi, vaksin, pemeriksaan dan pemasangan kacamata, serta alat bantu dengar, khitanan massal, juga pembuatan dokumen sipil bagi anak-anak di Lombok Timur.
Peringatan HAN kali ini mengusung tema, “Anak Terlindungi, Indonesia Maju” dan juga hashtag :
#PeduliPascaPandemiCovid19
#AnakTangguhPascaPandemiCovid19
#AnakTangguhIndonesiaLestari
Tujuan utama dari peringatan adalah, menjaga kesehatan fisik dan psikis anak-anak di seluruh Indonesia setelah pandemi Covid-19 diantaranya:
– Mendorong seluruh lapisan masyarakat agar aktif, dan membantu tumbuh kembang anak sebagai generasi penerus bangsa.
– Mendorong terwujudnya Indonesia Layak Anak (IDOLA) pada 2030. IDOLA merupakan program pemerintah, dalam upaya membantu anak-anak mendapatkan hak-haknya meliputi, pendidikan, perlindungan, hingga pangan.
– Menghilangkan kekerasan pada anak.
– Menurunkan angka pekerja anak.
Selama ini, pemerintah rutin tiap tahunnya memperingati HAN, dengan mengusung berbagai tema dan tujuan. Namun faktanya kondisi anak-anak pada umumnya, masih jauh dari apa yang dicita-citakan. Anak-anak saat ini kondisinya masih sangat memprihatinkan, bukan hanya masalah pendidikan, kesehatan, keamanan, dan pangan, tetapi ada masalah yang tidak kalah mengenaskan yakni masalah moral.
Sebagaimana kita ketahui bersama, porsoalan yang menimpa anak-anak Indonesia saat ini merupakan kesalahan sistematis. Sebab itu meskipun sudah berlangsung puluhan kali peringatan HAN, tidak serta merta mampu melepaskan jeratan yang ada. Justru kondisinya semakin ruwet dan sulit dikendalikan.
Sistem sekuler saat ini telah berhasil menjauhkan umat manusia dari ajaran agamanya. Sehingga dalam berfikir dan berperilaku tidak lagi bersandar pada halal dan haram, melainkan senantiasa mengutamakan keuntungan secara materi semata.
Pemerintah yang semestinya sebagai pengurus rakyat, justru banyak sekali melakukan pelanggaran-pelanggaran mulai dari, korupsi, jual beli hukum hingga mencabut berbagai subsidi, tidak mampu mengendalikan harga-harga bahan pokok, dan yang lainnya. Sehingga berakibat pada meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran. Yang berakibat pada sulitnya mewujudkan ketahanan keluarga sehingga hak-hak anak sulit diberikan.
Selain itu masyarakat yang sekuler juga tidak lagi peduli dengan keadaan lingkungannya. Mereka lebih individual dalam berbagai hal sehingga mengikis rasa kemanusian, kepedulian dan berakibat hilangnya aktivitas amal ma’ruf nahi mungkar.
Sistim sekuler juga berhasil menghancurkan tatanan keluarga. Tak jarang karena alasan ekonomi dan juga lemahnya iman, memicu tindakan KDRT yang berujung pada perceraian dan berimbas pada anak.
Berbeda dalam sistem syariat Islam, dengan hukum yang ditetapkan mampu memberikan keadilan. Sebab hukum bersumber dari Zat yang Maha Adil yakni Allah Swt.
Dalam Islam, pemimpin akan benar-benar menjalankan fungsinya sebagai pengurus rakyatnya, sebab mereka sadar akan ada pertanggungjawaban di hadapan Allah nantinya sebagaimana Rasulullah Saw bersabda: “Kalian semua adalah pemimpin, dan masing-masing dari kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang berada di bawah pimpinan kalian.” (HR. Bukhari & Muslim).
Seharusnya pemerintah saat ini belajar bagaimana kesuksesan Islam dalam mengurus negara dan rakyatnya. Sejarah sudah membuktikan hampir 14 abad, dengan kepemimpinan dalam Islam mampu memberikan keadilan, keamanan, kesejahteraan bagi seluruh masyarakat. Sehingga rakyat mendapatkan hak-haknya dengan baik, serta mampu menjalankan semua kewajiban baik sebagai anak, orang tua, masyarakat, maupun sebagai pemimpin.
Sebab hanya kembali pada aturan Allah Swt, segala keruwetan yang ada saat ini mampu diatasi. Baik masalah, ekonomi, pendidikan, kesehatan, keamanan, kesejahteraan, maupun masalah moral. Sehingga anak-anak bisa mewujudkan dengan mudah segala cita-citanya.